PROFIL AMA



ANGKATAN MUDA ADONARA JAKARTA
(Saatnya Orang Muda Berbuat, Bukan Berkata)


Ama Jakarta didirikan atas dasar kekeluargaan. Sejak awal berdirinya, organisasi ini sudah mengalami pasang surut dan jatuh bangun. Awal pembentukan AMA Jakarta pada akhir 2008, terjadi dualisme kepemimpinan, di mana ada dua kelompok yang terbentuk yakni kelompok Salemba dan kelompok Monas. Ketika itu, AMA Jakarta bentukan Salemba beranggotakan hanya 20-an orang. Kelompok ini sudah dua kali mengadakan pertemuan namun belum ada keputusan untuk membentuk sebuah organisasi yang resmi. Pertemuan ketiga masih terjadi di Salemba Tengah VII (sekarang sekretariat AMA Jakarta), dan sudah ada kata sepakat menuju sebuah organisasi yang lebih baik. Dan nama sementara yang disepakati adalah AMA (Angkatan Muda Adonara, meskipun ada beberapa usulan nama seperti Perada (Persatuan Anak Adonara) dan AMA (Anak Muda Adonara). Pada kesempatan itu pula, disepakati untuk pertemuan berikutnya diadakan di Monas, bersamaan dengan acara rekreasi bersama.

Pada hari Minggu kala itu, kelompok AMA bentukan Salemba yang berjumlah 15 orang menuju Monas. Tak diduga bahwa pada hari yang sama ada juga kelompok yang menamakan diri “AMA”  juga sedang mengadakan rapat di Monas. Akhirnya komunikasi pun dibangun, dan kelompok AMA bentukan Salemba memutuskan untuk bergabung dengan kelompok AMA yang dikoordinir oleh Salem Muda dan Yos Lamabelawa (AMA bentukan Monas). Setelah semuanya duduk bersama, Hendrikus Hali Atagoran menyampaikan di forum bahwa, “Tanpa kita sadari, peristiwa hari ini adalah bukti bahwa berkumpulnya dua kelompok dari bentukan yang berbeda, bukan sebuah kebetulan. Tapi saya yakin bahwa Adonara tidak menginginkan orang mudanya berpisah satu dengan yang lain.”

Pertemuan AMA Jakarta bentukan Monas yang dikoordinir oleh Yos dan Salem pada hari itu merupakan pertemuan pertama. Dari hasil peleburan itu, terbentuklah struktur kepengurusan atas kesepakatan bersama yakni adanya keterwakilan dari kedua kelompok sebelumnya. Dan disepakati bahwa Yos Lamabelawa menjadi ketua dan Badza Bungalawan pada posisi wakil ketua. Peristiwa ini terjadi pada bulan Desember tahun 2008, dan melahirkan kata sepakat untuk diadakannya pelantikan pada 26 Februari tahun 2009 bertempat di PMKRI Jakarta Barat (Petojo).  Peristiwa hari ini sekaligus menjadi babak baru berdirinya AMA Jakarta secara resmi. Setelah pelantikan itu, Yos Lamabelawa secara resmi memimpin AMA Jakarta selama periode 1 (satu) tahun.

Masa awal setelah pelantikan, AMA Jakarta mengalami masa paceklik di mana Yos Lamabelawa sebagai pemimpin AMA Jakarta terkesan tidak aktif dalam kegiatan rutin (rapat bulanan, diskusi, dll). AMA Jakarta seolah berjalan tanpa arah dan sempat vakum selama 5 (lima) bulan. Melihat kondisi ini, dibuatlah kesepakatan untuk mengadakan MANTA (Musyawarah Anggota Tahunan) guna memberhentikan saudara Yos Lamabelawa. Peristiwa ini juga sekaligus mengantar AMA Jakarta memasuki babak baru yakni terpilihnya Victor Narek Koda sebagai ketua berikutnya. Pada periode ini, AMA Jakarta mulai menampakkan eksistensinya. Ada banyak kegiatan yang dilakukan seperti diskusi, LDK, serta keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat NTT. Boleh dikatakan bahwa AMA Jakarta sudah mulai berwarna.

Karena masa kepemimpinan dibatasi hanya setahun, Viktor Narek Koda akhirnya harus menyerahkan kursi kepemimpinan AMA Jakarta kepada Andri Atagoran. Di masa kepemimpinan Andri Atagoran, kegiatan pulang kampung dapat terlaksana dengan sukses. Seminar tentang pendidikan berhasil diselenggarakan di Waiwerang dan banyak lagi kegiatan rutin lainnya. Memasuki periode keempat, Imran Kopong berhasil terpilih menjadi ketua AMA Jakarta. Di masa ini, AMA Jakarta juga masih menunjukkan keberadaannya. Kegiatan pulang kampung berhasil diselenggarakan di Kecamatan Ile Boleng dengan bentuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis. Estafet kepemimpinan pun terus beralih hingga periode kelima di bawah komando Agus Muda, yang di awal kepengurusannya sudah disibukkan dengan berbagai macam kegiatan yang dikemas dalam program bernama Gelekat. Inilah sekilas perjalanan AMA Jakarta, dahulu hingga hari ini.
Viktor Narek Koda


Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Facebook Comment
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com